A.
JUDUL PENELITIAN
Penelitian Tindakan
Kelas yang disusun ini berjudul UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9
HARUAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.
B.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Guru merupakan
salah satu profesi
yang sangat penting
di dunia pendidikan. Keberhasilan
dari
suatu hasil pembelajaran, salah satunya
ditentukan oleh guru. Guru harus dapat menggunakan model pembelajaran
yang tepat pada kondisi siswa yang tertentu dan materi yang tertentu.
Guru perlu merefleksi
dirinya apabila
terjadi kegagalan di dalam
proses
pembelajaran (Budiharto, 2007).
Sebagai
seorang guru matematika yang mengajar kelas
VII SMP Negeri 9 Haruai, peneliti merasa bertanggung jawab terhadap kegagalan
dalam pembelajaran. Pada
kelas VII tempat peneliti mengajar, terdapat masalah yang perlu diselesaikan, diantaranya
yaitu motivasi siswa di dalam pembelajaran matematika sangat rendah, pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan
belajar matematika. Keadaan jumlah siswa yang terbatas sehingga siswa sering tidak
bersemangat. Dan diakui bahwa selama ini peneliti sering melakukan proses
pembelajaran secara konvensional sehingga pembelajaran hanya terpusat pada guru.
Hasil belajar yang ketuntasan belajar secara klasikal pada
pokok bahasan sebelumnya di bawah 60%,
sedangkan nilai
batas tuntas individu pelajaran matematika SMP Negeri 9 Haruai adalah 65% dan batas
ketuntasan secara klasikal
adalah 60 %.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada tahun sebelumnya, banyak anak yang tidak menguasai
materi segi empat dan segitiga.
Kenyataan-kenyataan di atas
merupakan masalah yang teridentifikasi yang harus dengan segera
diselesaikan. Hal tersebut memberikan motivasi kepada peneliti untuk
memberikan variasi model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Rumusan Masalah
Atas identifikasi masalah
yang
telah diuraikan di atas, maka masalah
yang dihadapi peneliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 Haruai pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 Haruai pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat?
3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Tindakan Kelas, maka penelitian
ini mempunyai tujuan sebagai
berikut.
1. Ingin mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan Segi empat dan Segitiga.
2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII dalam mengerjakan
soal-soal pada pokok bahasan segi empat
dan segitiga.
4.
Rencana Pemecahan
Masalah
Untuk menjawab
masalah di atas,
maka diambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif tipe Model Tim Ahli (JIGSAW). Dengan penerapan model pembelajaran
tersebut diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan
hasil belajar matematika siswa kelas VII.
5.
Manfaat
Hasil Penelitian
Manfaat hasil
penelitian yang diharapkan adalah
sebagai berikut.
1.
Bagi
siswa:
a.
Motivasi siswa kelas VII dalam
belajar matematika dapat meningkat.
b.
Hasil belajar siswa kelas VII dalam pelajaran matematika dapat
meningkat.
2.
Bagi
Guru:
a.
Merupakan
upaya
dari
guru
untuk menambah kemampuan
dalam meningkatkan motivasi belajar
dan hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika.
b.
Merupakan
inovasi
model pembelajaran
matematika
oleh
dan
untuk guru khususnya pada penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Model Tim Ahli (JIGSAW)..
3.
Bagi
Sekolah:
a.
Diharapkan
dapat
meningkatkan prestasi siswa khususnya pada mata
pelajaran matematika.
b. Diperoleh panduan yang inovatif model pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Model Tim Ahli
(JIGSAW).
c.
dan
diharapkan dapat dipakai untuk
kelas-kelas yang lain.
C.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Belajar Matematika
Di dalam
proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab seseorang
dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang
belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental ( Hudojo, 2002:5).
Dalam belajar
matematika, seseorang dituntut mempersiapkan mentalnya dalam proses membangun
pengetahuan yang disertai tindakan-tindakan kongkret melalui penyelesaian
masalah matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru diharapkan dapat
memberikan motivasi kepada siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang tepat.
Hakikat
belajar atau learning adalah bagaimana mengarahkan para siswa memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan
dirinya dan cara-cara bagaimana belajar. Dengan demikian fungsi guru disini
adalah menanamkan aktivitas siswa agar memiliki keterampilan untuk terbiasa
menemukan sumber informasi secara mandiri atau kelompok.
2.
Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai
kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang
studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya, dan dengan demikian timbul
motivasinya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut (Woolfolk, dalam Kamrani
(2008)). Motivasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam
menentukan hasil belajar siswa. Menurut Nur (2001) dalam Kamrani (2008)
menjelaskan bahwa motivasi belajar yang tinggi akan memberikan dorongan lebih
bagi siswa dalam belajar. Umumnya siswa-siswa yang mempunyai motivasi tinggi
akan memperoleh hasil belajar yang baik. Sebaliknya, siswa-siswa yang tidak
termotivasi umumnya tidak dapat mencapai hasil belajar yang baik.
Dalam A.M Sardiman
(2005:75) motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,
dan bila ia tidak suka maka akan berusaha meniadakan atau mengelak perasaan
tidak suka itu.
3.
Hasil Belajar
Berbagai hasil
penelitian menunjukan,bahwa hasil belajar mempunyai korelasi positif dengan
kebiasaan belajar. Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui
belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat
otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi, perhatian dan
pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu
memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.
Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Sedangkan menurut Howart Kingsley membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1) Keterampilan Kebiasaan, (2) Pengetahuan dan Pengarahan, (3)
Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Dimyati dan
Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hesil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan saat belum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif dan psikomotor (www. Sarjanaku.com).
4.
Pendekatan Cooperative Learning
Pendekatan Cooperative Learning dipandang sebagai
salah satu strategi belajar mengajar, ialah suatu pendekatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengapresiasikan meteri pembelajaran untuk kegiatan belajar
mengajar, dengan sasaran dimana siswa di dalam kelas diarahkan untuk belajar
dalam suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja
bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan
berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
Akhmad Sudrajat
dalam Emildadiany (2008) menyebutkan bahwa Cooperative Learning (Pembelajaran
Kooperatif) adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih.
5.
Cooperative Learning Tipe JIGSAW (Model Tim Ahli)
Jigsaw pertama kali
dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Texas dan
kemudian diadaptasi Slavin dan teman-teman di Universitas John Kopkins. Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara
heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends dalam
Emildiany, 2008).
Langkah-langkah :
a.
Siswa-siswa dikelompokkan menjadi 4 anggota tim
b.
Tiap orang dalam anggota tim diberi bagian materi yang berbeda
c.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d.
Anggota daari tim yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (yang dinamakan kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas
mereka
e.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, selanjutnya tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian menyampaikan pada teman satu tim tentang sub bab yang telah mereka
pelajari dan tiap anggota lainnya memperhatikan sungguh-sungguh.
f.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
g.
Guru memberi evaluasi
h.
Penutup
6.
Kerangka Pemikiran
a.
Kondisi awal :
·
Guru masih mengajar dengan cara konvensional
·
Sebagian siswa masih pasif dalam menerima pelajaran matematika
·
Motivasi belajar siswa masih kurang sehingga hasil belajar masih perlu
ditingkatkan
·
Hasil belajar siswa masih rendah
b.
Tindakan : Menerapkan pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw (Tim ahli).
c.
Kondisi Akhir : adanya peningkatan dalam aktivitas guru dalam memfasilitasi
proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
motivasi belajar siswa dalam menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw (Tim ahli) dan hasil belajar matematika.
7.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis pada
penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, motivasi dan hasil belajar siswa akan
meningkat.
D.
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Setting Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Kelas VII SMP Negeri 9 Haruai, dengan jumlah siswa yang
terdaftar sebanyak 8 orang pada materi segiempat dan segitiga. Penelitian
dilaksanakan pada pokok bahasan segiempat dan segitiga semester genap Tahun
Pelajaran 2011/2012. Peneliti selaku guru yang melakukan pembelajaran sebagai
instrumen kunci berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan guru lain sebagai
observer.
2.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Kegiatan penelitian direncanakan selama 2 (dua) siklus
dan masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) pertemuan.
Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ilmah, 2006) merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari
rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang, hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Aksi
|
Observasi
|
Refleksi
|
Rencana
|
Rencana
|
Rencana
|
Aksi
|
Refleksi
|
Observasi
|
dst.
|
3.
4.
5.
Gambar 3.1 : Tahapan Per Siklus
Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Sebagaimana layaknya penelitian tindakan kelas, maka
penelitian ini akan dimulai dari siklus
I yang pelaksanaannya melalui 4 (empat) tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi selanjutnya akan ditentukan
jumlah siklus sesuai hasil refleksi tiap siklusnya.
a.
Plan
SIKLUS 1
Pertemuan 1 :
Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative
Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang sifat-sifat segitiga
berdasar sisi dan sudutnya. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes
sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 2 : Peneliti membuat rencana pembelajaran
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini
berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi
yang dibahas tentang pengertian dari jenis-jenis
segiempat. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi.
Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 3 : Peneliti membuat rencana pembelajaran
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini
berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi
yang dibahas tentang jenis-jenis segiempat. Peneliti juga membuat LKS dan soal
pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang
diamati.
SIKLUS 2
Pertemuan 1 :
Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative
Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan rumus keliling
segitiga dan segiempat dengan mengukur sisinya. Peneliti juga membuat LKS dan
soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi
yang diamati.
Pertemuan 2 : Peneliti membuat rencana pembelajaran
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini
berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi
yang dibahas tentang menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan
petak-petak, menemukan luas segitiga dengan menggunakan luas persegi panjang.
Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga
menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 3 : Peneliti membuat rencana pembelajaran
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini
berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi
yang dibahas tentang menemukan luas jajar genjang, trapesium dan belah ketupat
dengan menggunakan luas segitiga, persegi atau persegi panjang. Peneliti juga
membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar
observasi motivasi yang diamati.
b.
Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS 1
Pertemuan 1 :
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe
JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang sifat-sifat segitiga berdasar sisi
dan sudutnya. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir
pokok bahasan.
Pertemuan 2 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang
pengertian dari jenis-jenis segiempat. Peneliti
melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 3 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang
jenis-jenis segiempat. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan
akhir pokok bahasan.
SIKLUS 2
Pertemuan 1 :
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe
JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan rumus keliling segitiga dan
segiempat dengan mengukur sisinya. Peneliti melakukan post tes dan pre test
pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 2 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang
menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan petak-petak, menemukan
luas segitiga dengan menggunakan luas persegi panjang. Peneliti melakukan post
tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 3 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang
menemukan luas jajar genjang, trapesium dan belah ketupat dengan menggunakan
luas segitiga, persegi atau persegi panjang. Peneliti melakukan post tes dan
pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
c.
Observasi
Selama dilaksanakan pembelajaran, Observer (Kepala
Sekolah dan Guru yang menjadi observer) mengamati aktivitas siswa dan guru yang
melakukan penelitian. Hasil pengamatan direkam dalam format observasi maupun
dalam bentuk catatan yang difokuskan pada masalah penelitian.
d.
Refleksi
Hasil pengamatan yang dilakukan Observer terkait
pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa dianalisis dan direfleksi
sesuai dengan kriteria keberhasilan setiap aspek yang diukur. Aspek peningkatan
hasil belajar siswa diukur berdasarkan ketuntasan belajar klasikal siswa. Target
ketuntasan individual siswa adalah 60% dan target untuk ketuntasan belajar
klasikal siswa adalah lebih besar atau sama dengan 60%. Jika hasil tersebut
belum tercapai maka selanjutnya merencanakan persiapan untuk kegiatan siklus 2
dan seterusnya.
3. Cara
Penggalian Data
DATA PENELITIAN YANG AKAN DIKUMPUL
|
INSTRUMEN
PENGUMPUL DATA
|
Pemahaman Siswa (Hasil Belajar)
|
Instrumen Tes
|
Keterampilan Proses
|
Lembar observasi, dokumentasi
|
Respon siswa (motivasi belajar)
|
Angket
|
Kegiatan belajar di kelas (Kooperatif)
|
Lembar observasi
|
4. Teknik
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif
melalui paparan data maupun angka sesuai keperluan. Ketuntasan belajar
berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh tiap siklusnya dengan kriteria
ketuntasan individual siswa sebanyak 65%.
5.
Indikator Keberhasilan
Penelitian akan dikatakan berhasil jika ada peningkatan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari setiap siklusnya dengan nilai
ketuntasan sebesar 65% atau lebih.
.
E.
JADWAL PENELITIAN
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agt
|
||
1
|
Persiapan Penelitian
a.
Observasi
awal
b.
Penyusunan
Instrumen
|
ü
ü
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan
a.
Siklus 1
b.
Siklus 2
|
|
ü
|
ü
ü
|
ü
|
|
|
3
|
Pelaporan
a.
Draft
laporan
b.
Seminar
hasil PTK
c.
Penjilidan
d.
Penyerahan
dokumen PTK
|
|
|
|
|
ü
ü
|
ü
ü
|
F.
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M.
Cholik. 2005. Matematika untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Erlangga.
Budiharto, Agus.
2007. Upaya meningkatkan hasil belajar
matematika kelas VII A SMPN 23 Semarang pada pokok bahasan lingkaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Skripsi tidak diterbitkan.
Emildiany. 2008. Cooperative Learning tipe Jigsaw.
Makalah tidak diterbitkan.
Hudojo, H. 2002. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam
Belajar Matematika, Jurusan Matematika FMIPA. Universitas Malang.
Ilmah, Chafidatul. 2006. Peningkatan Proses
Pembelajaran Tentang Luas Bangun Melalui
Model Kooperatif STAD Dan Kuis Pada Siswa Kelas VI a SDN Sadang Taman
Sidoarjo. Makalah tidak diterbitkan.
Kamrani. 2008. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas VIII-2 SMPN 2 Kelua Tahun Pelajaran 2007/2008 pada Sub
Pokok Bahasan Cahaya Melalui Model PAKEM dengan Media Grafis. Makalah tidak
diterbitkan.
Sulaiman. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas
X 2 melalui Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Group Investigation. Makalah
tidak diterbitkan.
Pengertian,
Definisi Hasil Belajar Siswa (online)
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN
SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 HARUAI
MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
OLEH
M. AGUS
ARDIANTO, S.Pd
NIP. 19850824
200904 1 001
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TABALONG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 HARUAI
KABUPATEN
TABALONG
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
Judul
|
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 HARUAI MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF
TIPE JIGSAW
|
2.
a. Mata
Pelajaran
b.Bidang Kajian
|
Matematika
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar