Senin, 01 Juli 2013

Penelitian Tindakan Kelas


A.     JUDUL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas yang disusun ini berjudul UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 HARUAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

B.     PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu profesi yang sangat penting di dunia pendidikan.  Keberhasilan  dari  suatu  hasil  pembelajaran,  salah  satunya ditentukan oleh guru. Guru harus dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat pada kondisi siswa yang tertentu dan materi yang tertentu. Guru perlu merefleksi dirinya apabila terjadi   kegagalan  di  dalam  proses pembelajaran (Budiharto, 2007).
Sebagai seorang guru matematika yang mengajar kelas VII SMP Negeri 9 Haruai, peneliti merasa bertanggung jawab terhadap kegagalan dalam pembelajaran. Pada kelas VII tempat peneliti mengajar, terdapat  masalah yang perlu diselesaikan, diantaranya yaitu motivasi siswa di dalam pembelajaran matematika sangat rendah, pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan belajar matematika. Keadaan jumlah siswa yang terbatas sehingga siswa sering tidak bersemangat. Dan diakui bahwa selama ini peneliti sering melakukan proses pembelajaran secara konvensional sehingga pembelajaran hanya terpusat pada guru. Hasil belajar yang ketuntasan belajar secara klasikal pada pokok bahasan sebelumnya di bawah 60%, sedangkan nilai batas tuntas individu pelajaran matematika SMP Negeri 9 Haruai adalah 65% dan batas ketuntasan secara klasikal adalah 60 %.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada tahun sebelumnya, banyak anak yang tidak menguasai materi segi empat dan segitiga. Kenyataan-kenyataan  di  atas merupakan masalah yang teridentifikasi yang harus dengan segera diselesaikan. Hal tersebut memberikan motivasi kepada peneliti untuk memberikan variasi model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.      Rumusan Masalah
Atas  identifikasi  masalah  yang  telah  diuraikan  di  atas,  maka masalah yang dihadapi peneliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 Haruai pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat?
2.  Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 Haruai pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat?

3.      Tujuan Penelitian
Sesuai   dengan permasalahan  yang    akan     dipecahkan      dalam  Penelitian Tindakan Kelas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1.   Ingin mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan Segi empat dan Segitiga.
2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII  dalam mengerjakan soal-soal pada pokok bahasan segi empat dan segitiga.

4.      Rencana Pemecahan Masalah
Untuk  menjawab  masalah  di  atas,  maka  diambil tindakan  untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif tipe Model Tim Ahli (JIGSAW). Dengan penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat  meningkatkan  motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII.

5.      Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1.  Bagi siswa:
a.       Motivasi siswa kelas VII dalam belajar matematika dapat meningkat.
b.      Hasil belajar siswa kelas VII dalam pelajaran matematika dapat meningkat.
2.  Bagi Guru:
a.       Merupakan  upaya  dari  guru  untuk menambah kemampuan dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
b.      Merupakan  inovasi  model  pembelajaran  matematika  oleh  dan untuk guru khususnya pada  penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Model Tim Ahli (JIGSAW)..
3.  Bagi Sekolah:
a.       Diharapkan  dapat  meningkatkan  prestasi  siswa  khususnya  pada mata pelajaran matematika.
b.  Diperoleh panduan yang inovatif model pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Model Tim Ahli (JIGSAW).
c.       dan diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas yang lain.

C.    KAJIAN PUSTAKA
1.      Belajar Matematika
Di dalam proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental ( Hudojo, 2002:5).
Dalam belajar matematika, seseorang dituntut mempersiapkan mentalnya dalam proses membangun pengetahuan yang disertai tindakan-tindakan kongkret melalui penyelesaian masalah matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Hakikat belajar atau learning adalah bagaimana mengarahkan para siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar. Dengan demikian fungsi guru disini adalah menanamkan aktivitas siswa agar memiliki keterampilan untuk terbiasa menemukan sumber informasi secara mandiri atau kelompok.
2.      Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya, dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut (Woolfolk, dalam Kamrani (2008)). Motivasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Menurut Nur (2001) dalam Kamrani (2008) menjelaskan bahwa motivasi belajar yang tinggi akan memberikan dorongan lebih bagi siswa dalam belajar. Umumnya siswa-siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik. Sebaliknya, siswa-siswa yang tidak termotivasi umumnya tidak dapat mencapai hasil belajar yang baik.
Dalam A.M Sardiman (2005:75) motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
3.      Hasil Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukan,bahwa hasil belajar mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar. Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi, perhatian dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Howart Kingsley membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1) Keterampilan Kebiasaan, (2) Pengetahuan dan Pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hesil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor (www. Sarjanaku.com).
4.      Pendekatan Cooperative Learning
Pendekatan Cooperative Learning dipandang sebagai salah satu strategi belajar mengajar, ialah suatu pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk mengapresiasikan meteri pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar, dengan sasaran dimana siswa di dalam kelas diarahkan untuk belajar dalam suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
Akhmad Sudrajat dalam Emildadiany (2008) menyebutkan bahwa Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
5.      Cooperative Learning Tipe JIGSAW (Model Tim Ahli)
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Texas dan kemudian diadaptasi Slavin dan teman-teman di Universitas John Kopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends dalam Emildiany, 2008).
Langkah-langkah :
a.       Siswa-siswa dikelompokkan menjadi 4 anggota tim
b.      Tiap orang dalam anggota tim diberi bagian materi yang berbeda
c.       Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d.      Anggota daari tim yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (yang dinamakan kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas mereka
e.       Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, selanjutnya tiap  anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menyampaikan pada teman satu tim tentang sub bab yang telah mereka pelajari dan tiap anggota lainnya memperhatikan sungguh-sungguh.
f.       Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
g.      Guru memberi evaluasi
h.      Penutup
6.      Kerangka Pemikiran
a.       Kondisi awal         :
·         Guru masih mengajar dengan cara konvensional
·         Sebagian siswa masih pasif dalam menerima pelajaran matematika
·         Motivasi belajar siswa masih kurang sehingga hasil belajar masih perlu ditingkatkan
·         Hasil belajar siswa masih rendah
b.      Tindakan : Menerapkan pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (Tim ahli).
c.       Kondisi Akhir : adanya peningkatan dalam aktivitas guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dalam menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (Tim ahli) dan hasil belajar matematika.
7.      Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, motivasi dan hasil belajar siswa akan meningkat.

D.    METODOLOGI PENELITIAN
1.      Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII SMP Negeri 9 Haruai, dengan jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 8 orang pada materi segiempat dan segitiga. Penelitian dilaksanakan pada pokok bahasan segiempat dan segitiga semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Peneliti selaku guru yang melakukan pembelajaran sebagai instrumen kunci berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan guru lain sebagai observer.
2.      Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Kegiatan penelitian direncanakan selama 2 (dua) siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) pertemuan.
 Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ilmah, 2006) merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Aksi
Observasi
 Refleksi
Rencana
Rencana
 Rencana
Aksi
   Refleksi

Observasi

dst.

 

3.       
4.       
5.       


Gambar 3.1 : Tahapan Per Siklus
Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Sebagaimana layaknya penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini  akan dimulai dari siklus I yang pelaksanaannya melalui 4 (empat) tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi selanjutnya akan ditentukan jumlah siklus sesuai hasil refleksi tiap siklusnya.
a.    Plan
SIKLUS 1
Pertemuan 1 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang sifat-sifat segitiga berdasar sisi dan sudutnya. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 2 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang pengertian dari  jenis-jenis segiempat. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 3 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang jenis-jenis segiempat. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
SIKLUS 2
Pertemuan 1 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan rumus keliling segitiga dan segiempat dengan mengukur sisinya. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 2 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan petak-petak, menemukan luas segitiga dengan menggunakan luas persegi panjang. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
Pertemuan 3 : Peneliti membuat rencana pembelajaran berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kegiatan ini berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan luas jajar genjang, trapesium dan belah ketupat dengan menggunakan luas segitiga, persegi atau persegi panjang. Peneliti juga membuat LKS dan soal pre tes/post tes sesuai materi. Juga menyiapkan lembar observasi motivasi yang diamati.
b.    Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS 1
Pertemuan 1 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang sifat-sifat segitiga berdasar sisi dan sudutnya. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 2 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang pengertian dari  jenis-jenis segiempat. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 3 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang jenis-jenis segiempat. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
SIKLUS 2
Pertemuan 1 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan rumus keliling segitiga dan segiempat dengan mengukur sisinya. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 2 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan petak-petak, menemukan luas segitiga dengan menggunakan luas persegi panjang. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
Pertemuan 3 : Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe JIGSAW dengan materi yang dibahas tentang menemukan luas jajar genjang, trapesium dan belah ketupat dengan menggunakan luas segitiga, persegi atau persegi panjang. Peneliti melakukan post tes dan pre test pada awal dan akhir pokok bahasan.
c.     Observasi
Selama dilaksanakan pembelajaran, Observer (Kepala Sekolah dan Guru yang menjadi observer) mengamati aktivitas siswa dan guru yang melakukan penelitian. Hasil pengamatan direkam dalam format observasi maupun dalam bentuk catatan yang difokuskan pada masalah penelitian.
d.    Refleksi
Hasil pengamatan yang dilakukan Observer terkait pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa dianalisis dan direfleksi sesuai dengan kriteria keberhasilan setiap aspek yang diukur. Aspek peningkatan hasil belajar siswa diukur berdasarkan ketuntasan belajar klasikal siswa. Target ketuntasan individual siswa adalah 60% dan target untuk ketuntasan belajar klasikal siswa adalah lebih besar atau sama dengan 60%. Jika hasil tersebut belum tercapai maka selanjutnya merencanakan persiapan untuk kegiatan siklus 2 dan seterusnya.
3.    Cara Penggalian Data
              DATA PENELITIAN YANG AKAN DIKUMPUL
INSTRUMEN PENGUMPUL DATA
Pemahaman Siswa (Hasil Belajar)
Instrumen Tes
Keterampilan Proses
Lembar observasi, dokumentasi
Respon siswa (motivasi belajar)
Angket
Kegiatan belajar di kelas (Kooperatif)
Lembar observasi

4.    Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif melalui paparan data maupun angka sesuai keperluan. Ketuntasan belajar berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh tiap siklusnya dengan kriteria ketuntasan individual siswa sebanyak 65%.
5.      Indikator Keberhasilan
Penelitian akan dikatakan berhasil jika ada peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari setiap siklusnya dengan nilai ketuntasan sebesar 65% atau lebih.
.
E.     JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
Bulan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agt
1
Persiapan Penelitian
a.       Observasi awal
b.      Penyusunan Instrumen


ü   
ü   






2
Pelaksanaan
a.       Siklus 1
b.      Siklus 2



ü   

ü   
ü   


ü   


3
Pelaporan
a.       Draft laporan
b.      Seminar hasil PTK
c.       Penjilidan
d.      Penyerahan dokumen PTK





ü   
ü   



ü   
ü   

F.     DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. Cholik. 2005. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII.     Jakarta : Erlangga.

Budiharto, Agus. 2007. Upaya meningkatkan hasil belajar matematika kelas VII A SMPN 23 Semarang pada pokok bahasan lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Skripsi tidak diterbitkan.

Emildiany. 2008. Cooperative Learning tipe Jigsaw. Makalah tidak diterbitkan.

Hudojo, H. 2002. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Belajar Matematika, Jurusan Matematika FMIPA. Universitas Malang.

Ilmah, Chafidatul. 2006. Peningkatan  Proses Pembelajaran  Tentang Luas Bangun Melalui Model Kooperatif  STAD Dan  Kuis Pada Siswa Kelas VI a SDN Sadang Taman Sidoarjo. Makalah tidak diterbitkan.

Kamrani. 2008. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VIII-2 SMPN 2 Kelua Tahun Pelajaran 2007/2008 pada Sub Pokok Bahasan Cahaya Melalui Model PAKEM dengan Media Grafis. Makalah tidak diterbitkan.

Sulaiman. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas X 2 melalui Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Group Investigation. Makalah tidak diterbitkan.

Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa (online)
http://www.Sarjanaku.com/2011/03., diakses tanggal 9 Maret 2011


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 HARUAI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW









OLEH
M. AGUS ARDIANTO, S.Pd
NIP. 19850824 200904 1 001

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN  TABALONG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 HARUAI
KABUPATEN TABALONG


HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1.      Judul
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 HARUAI MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE JIGSAW
2.      a. Mata Pelajaran
b.Bidang Kajian
Matematika








Tidak ada komentar:

Posting Komentar